Salurkan 8.000 Liter Migor Untuk Pedagang Pasar, Melani Suharli: Semoga Harganya Bisa Normal Kembali

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli menyalurkan 8.000 liter minyak goreng seharga Rp 10.500 per liter kepada para pedagang di lingkungan PD Pasar Jaya, Pasar Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (2/3).

Melani, yang didampingi Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Demokrat Ali Muhammad Johan dan perwakilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) disambut Lurah Pondok Pinang Rizki Januar dan perwakilan Camat Kebayoran Lama, Iwan K. Santoso. Para pedagang pasar dan perwakilan PPI, juga menyambut kedatangan Melani dan Ali dengan antusias.

“Hari ini, saya bersama Ali Muhammad Johan membantu pemerintah menyalurkan minyak goreng kepada para pedagang pasar,” ujar Melani saat memberikan sambutan.

Kemudian, mantan Wakil Ketua MPR itu berbincang-bincang dengan pembeli minyak goreng. Mereka berterima kasih kepada Melani dan Ali, karena telah membantu menyalurkan minyak goreng yang saat ini cukup langka di pasaran.

Kalau pun ada, harganya melambung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter.

Usai berdialog, Melani dan Ali didampingi Lurah Rizki Januar, blusukan ke dalam pasar. “Kami ingin meninjau langsung keadaan di dalam pasar untuk mengetahui stok barang yang dijual. Misalnya, minyak goreng, tahu, tempe, dan beras,” bebernya.

Melani menyempatkan mampir ke sebuah toko sembako. “Assalamualaikum ibu,” sapa Melani ke ibu pedagang. Dia lalu menanyakan harga minyak goreng yang dijual di toko tersebut. “Ini Rp 18 ribu seliter, Bu. Kalau yang bawah, yang curah Rp 16 ribu seliter,” jawab si ibu.

“Lebih banyak orang cari yang mana?” tanya Melani lagi. “Yang kemasan Bu. Ini untuk rumahan, kalau curah untuk pedagang,” jawabnya.

Menurut ibu pedagang, stok minyak goreng masih sedikit. Sementara komoditas lain seperti telur dan beras, relatif stabil. Baik dari segi stok, maupun harga. Melani sempat mengecek berbagai jenis beras yang dijual di situ.

Melani kemudian mencari penjual tahu-tempe. Si ibu pedagang mengarahkannya ke belakang. Saat menemukan pedagang tahu-tempe, Melani langsung menanyakan harganya.

“Ini berapa harganya?” tanya Melani. “Rp 10 ribu Bu,” jawab pedagang. “Tadinya berapa?” tanya Melani lagi. “Sama aja, Bu,” tutur pedagang. “Nggak dikecilin?” Melani kembali bertanya. “Nggak, Bu,” jawab si pedagang sambil menggeleng.

Si pedagang kemudian curhat kepada Melani, sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, pembeli jadi sepi. Melani kemudian bertanya kepada pedagang soal vaksinasi Covid-19.